Jumat, 26 Juni 2009

Kramaning Sembah, aturan sembahyang umat hindu

Sembahyang dilakukan umat untuk memuja Tuhan. Banyak macam sembahyang, ditinjau dari kapan dilakukannya, dengan cara apa, dengan sarana apa dan di mana serta dengan siapa melakukannya. Kemantapan hati dalam melakukan sembahyang, membantu komunikasi yang lancar dan pemuasan rohani yang tiada terhingga. Kemantapan hati itu hanya dapat kita peroleh apabila kita yakin bahwa cara sembahyang kita memang benar adanya, tahu makna yang terkandung dari setiap langkah dan cara.

Berikut ini adalah pedoman sembahyang yang telah ditetapkan oleh Mahasabha Parisada Hindu Dharma ke VI.


Persiapan sembahyang
Persiapan sembahyang meliputi persiapan lahir dan persiapan batin. Persiapan lahir meliputi sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan. Termasuk dalam persiapan lahir pula ialah sarana penunjang sembahyang seperti pakaian, bunga dan dupa sedangkan persiapan batin ialah ketenangan dan kesucian pikiran. Langkah-langkah persiapan dan sarana-sarana sembahyang adalah sebagai berikut:

Urutan-urutan sembah
Urutan-urutan sembah baik pada waktu sembahyang sendiri ataupun sembahyang bersama yang dipimpin oleh Sulinggih atau seorang Pemangku adalah seperti berikut ini:

sembahyang diawali dengan Puja Tri Sandya

Sembah puyung (sembah dengan tangan kosong)
Mantram:
Om atma tattvatma suddha mam svaha.


artinya:
Om atma, atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba.


Menyembah Sanghyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya
Mantram:
Om Aditisyaparamjyoti,

rakta teja namo'stute,

sveta pankaja madhyastha,

bhaskaraya namo'stute


Artinya:
Om, sinar surya yang maha hebat,

Engkau bersinar merah,
hormat padaMu,
Engkau yang berada di tengah-tengah teratai putih,

Hormat padaMu pembuat sinar.

Sarana bunga

Menyembah Tuhan sebagai Ista Dewata pada hari dan tempat persembahyangan
Ista Dewata artinya Dewata yang diingini hadirnya pada waktu pemuja memuja-Nya. Ista Dewata adalah perwujudan Tuhan dalam berbagai-bagai wujud-Nya seperti Brahma, Visnu, Isvara, Saraswati, Gana, dan sebagainya. Karena itu mantramnya bermacam-macam sesuai dengan Dewata yang dipuja pada hari dan tempat itu. Misalnya pada hari Saraswati yang dipuja ialah Dewi Saraswati dengan Saraswati Stawa. Pada hari lain dipuja Dewata yang lain dengan stawa-stawa yang lain pula.
Pada persembahyangan umum seperti pada persembahyangan hari Purnama dan Tilem, Dewata yang dipuja adalah Sang Hyang Siwa yang berada dimana-mana. Stawanya sebagai berikut:
Mantra:
Om nama deva adhisthannaya,

sarva vyapi vai sivaya,
padmasana ekapratisthaya,

ardhanaresvaryai namo namah


Artinya:
Om, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat yang inggi,
kepada Siwa yang sesungguhnyalah berada dimana-mana,
kepada Dewa yang yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Adhanaresvari, hamba menghormat
.
Sarana kawangen

Menyembah Tuhan sebagai Pemberi Anugrah
Mantra:
Om anugraha manohara,
devadattanugrahaka,
arcanam sarvapujanam,
namah sarvanugrahaka.


Deva devi mahasiddhi,

yajnanga nirmalatmaka,

laksmi siddhisca dirghayuh,

nirvighna sukha vrddhisca


Artinya:
Om, Engkau yang menarik hati,
pemberi anugerah,

anugerah pemberian dewa,
pujaan semua pujaan,

hormat pada-Mu pemberi semua anugerah.


Kemahasidian Dewa dan Dewi,
berwujud yadnya,
pribadi suci,
kebahagiaan,
kesempurnaan, panjang umur,
bebas dari rintangan,
kegembiraan dan kemajuan
.
sarana bunga

Sembah puyung (Sembah dengan tangan kosong)
Mantram:
Om deva suksma paramacintyaya nama svaha


artinya:
Om, hormat pada Dewa yang tak terpikirkan yang maha tinggi yang gaib

Setelah persembahyangan selesai dilanjutkan dengan mohon tirta dan bija.

by http://esotericworlds.blogspot.com

Tidak ada komentar: