Jumat, 19 Juni 2009

Kanda Pat Butha

Bagi teman2 yang ingi mampelajari keilmuan esoteric khas dari daerah bali, semestinya pelajari dulu ajaran Kanda Pat yang merupakan pelajaran dasar yang akan berdampak sangat luas dan penting untuk menunjang keilmuan bali lainnya. Karena menurut pandangan pribadi saya, semua materi dari ajian, pekakas, jimat maupun cara bersosialisai berlandaskan pada ajaran ini, dan secra tidak langsung materi Kanda Pat ini memperkokoh budaya bali yang berlandaskan Tri Hita Karana dan Tat Twam Asi.

Kanda Pat, kalau ditarik garis besarnya dapat dibagi 3 yaitu;
  • Kanda Pat Butha, yang mempelajari saudara kita yang masih berupa butha kala yang sangat kuat enerjik dan dipenuhi oleh aura panas (semangat).
  • Kanda Pat Manusa, yang mempelajari saudara kita yang dudah berkultivasi menjadi manusia, yang sifatnya sangat mirip dengan manusia itu sendiri.
  • Kanda Pat Dewa (Dewata), yang mempelajari saudara kita yang sudah mencapai tingkat kultivasi dewata, yang merupakan dewa penjaga alam semesta ini.
Mungkin ini bisa dikatakan level, karena semua bagian Kanda Pat ini sangat berhubungan, oleh karena itu untuk mempelajarinya mulailah dengan Kanda Pat Butha yang kemudaian dilanjutkan dengan Kanda Pat Manusa dan berakhir dengan Kanda Pat Dewa.

Singkat kata, saya akan share apa saja yang akan di pelajari dalam Kanda Pat Bhuta dan ini merupakan materi pokoknya.

Dalam Kanda Pat Butha; diyakini kita memiliki saudara yang bernama Anggapati, Banaspati, Prajapati, Banaspati Raja dan Butha dengen. Untuk dapat meresapi ajaran ini, kita mesti tau bagaimana cara merasakan kehadiran saudara2 kita tersebut. Pertama2 kita harus tau dari mana asalnya. Adapun suksman dari saudara kita adalah;
  • anggapati: keluar dari jantung terus ke mata berstana/tinggal di timur.
  • prajapati: keluar dari hati terus ke telinga berstana/tinggal di selatan.
  • banaspati: keluar dari ginjal terus ke hidung berstana/tinggal di barat.
  • banaspatiraja: keluar dari empedu terus ke mulut berstana/tinggal di utara.
  • butadengen: keluar dari tengah hati terus ke ubun2 berstana/tinggal di tengah
setelah itu belajar memasukkan saudara kita tersebut kedalam tubuh kita, adapun caranya sekaligus mantranya:
  • Anggapati: manjing maringNetra malinggih ring Papusuh, jumenek sira malinggih, raksa ragan insun.
  • Prajapati: manjing maring Karna malinggih ring Hati, jumenek sira malinggih, raksa ragan insun.
  • Banaspati: manjing maring Hirung malinggih ring Ungsilan, jumenek sira malinggih, raksa ragan insun.
  • Banaspati Raja: manjing maring Cangkem malinggih ring Ampru, jumenek sira malinggih, raksa ragan insun.
  • Butha Dengen: manjing maring Siwadwara malinggih ring Bungkahing Hati, jumenek sira malinggih, raksa ragan insun.
  • Ih, Ah, Eh, Uh, sang catur sanak, raksanen ingsun, kemit rahina wengi, atangi muwang aturu, yan hana sarwa hala tunimba ring awak sariran ingsun tulakang, wangsulakena den adoh, ong ang ung mang, surup surup surup.
Inti dari mantra tersebut” …nama saudara kita… masuk dari ……, berdiam di ………, istirahatlah disana, jaga diri saya”.

Setelah saudara2 kita tersebut berdiam dalam tubuh kita, dan selalu menjaga kita, maka mestinya saudara2 kita diberi Laban/upah sebagai ucapan terimakasih kita atas semua bantuannya. Adapun mantra saat memberi Laban antara lain;
  • Anggapati: Wetu sakeng Papusuh terus ke Netra malinggih ring Purwa, iki tadah sajen nira; ajengan nasi kepelan Petak maulam bawang jahe.
  • Prajapati: Wetu sakeng Hati terus ke Karna malinggih ring Daksina, iki tadah sajen nira; ajengan nasi kepelan Bang maulam bawang jahe.
  • Banaspati: Wetu sakeng Ungsilan terus ke Hirung malinggih ring Pascima, iki tadah sajen nira; ajengan nasi kepelan Kuning maulam bawang jahe.
  • Banaspati Raja: Wetu sakeng Ampru terus ke Cangkem malinggih ring Uttara, iki tadah sajen nira; ajengan nasi kepelan Ireng maulam bawang jahe.
  • Butha Dengen: Wetu sakeng Bungkahing Hati terus ke Siwadwara malinggih ring Madya, iki tadah sajen nira; ajengan nasi kepelan Manca Warna maulam bawang jahe.
  • Ah Eh Uh Ih, Sang Catur Sanak, wus sira amukti, aja sira lali asanak ring insun, apan insun tan lali astiti bakti ring sira. Asing wenten pinunas insun mangda kasidan. Ong ang ung mang nama siwaya.
Kalau dilihat dari mantra yang terakhir, kita mestinya tidak melupakan saudara butha kita agar dia selalu ingat juga dengan diri kita, nah disini kita sudah diajari secara langsung ajaran “tat twam asi” dia adalah kamu sendiri, maka percayalah kepadanya maka kamu sendiri akan percaya pada dirimu.

Sarana dari laba untuk sanak butha kita adalah Segehan, dan inti dari mantra tersebut adalah mempersilahkan saudara kita satu persatu menikmati laba yang kita suguhkan. Nah.. apabila kita sudah terasa dekat dengan catur sanak kita, apabila kita berkeinginan untuk meminta bantuan kepadanya sangatlah mudah dan pasti akan terkabulkan coz seperti halnya kita memiliki teman baik atau saudara kandung yang sangat dekat dengan kita, apabila kita dalam kesusuhan maka dia akan segera menolong kita, begitu kira2 he he he he…

satu lagi, saat menjalankan ajaran ini (Kanda Pat Butha) mungkin kita akan dikira memuja setan, maklum saja.. saudara yang sering kita minta bantuan masih berupa butha kala (kalau di agama lain bisa2 dibilang memuja jin atau genderuwo he he he..) tapi jangan takut.. ingat tat twam asi dan Tri Hita Karana, semua merupakan bagian hidup kita..

tapi saat pengamalan inilah seseorang bisa terpelosok pada jurang hitam, karena pada saat pengamalan ini seseorang akan terasa sangat hebat, bersemangat bagai api yang terus membara dan ingin membakar apapun yang ada dihadapannya, sehingga sering kali berubah menjadi ke dharmaweci alias pengeliakan (LEAK) karena aura panas yang sangat berlebihan yang dipakai untuk hal2 yang negative... Langsung saja, cara / mantra saat kita munta bantuan ke saudara butha kita yaitu;
Ih, Ah, Eh, Uh, sang catur sanak,
anggapati, prajapati, banaspati, banaspatiraja, butadengen,
Aja sira lali asanak lawan ingsun,
Apan ingsun tan lali astiti bakti ring sira,
Paweha ingsun waranugraha,
Asing wenten pinunas ingsun mangda kasidan,
Ingsun nunas ……………

NB. setelah minta sesuatu pada sang catur sanak, ingat memasukkannya lagi dalam tubuh kita, kembali seperti yang paling atas.. and...ingat lah setiap kajeng klion untuk menghaturkan laban segehan kepel manca warna di sebelah tempat tidur kita, dan afirmarmasikan yang intinya member laban sehingga dia ingat dengan diri kita. Ex. ih semeton sang catursanak, anggapati, banaspati, prajapati, banaspati raja lan butha dengen, iki tyg ngaturang labang segehan kepel amanca warna maulam bawang jahe, mogi kenak sira, raksa ragan tyg. Mantra bole saja dirobah asal intinya tetap sama okay,,,

Nah… segitu saja materi pokok ajaran Kanda Pat Butha, sangat singkat tapi dapat dikembangkan lagi. Setelah beberapa bulan mendalami ajaran ini barulah mempalajari materi lainnya..Kanda Pat Manusa…

asal mula catur sanak - Kanda Pat di bali

OM A NO BHADRAH KRATAWO YANTU WISWATAH

OM NARAYANA, OM SARASWATI JAYA

OM AWIGHNAM ASTU


Ini cerita singkat asal muasal kehadiran sang catur sanak (kanda pat) dalam dunia kita. Ini merupakan kupasan dari lontar kanda pat, yang bunyinyadalam bahasa indo “ini merupakan awal kehadiran dari saudara yang kemudian disebut awal dari kanda pat. Dimana harus diketahui asalnya. Awalnya saat bapak saat perjaka dan ibu saat masih perawan saling menyukai muncul sesuatu yang kemudian disebut cinta maka saat itu disebut Sang Hyang Surya Candra, itu terus ke dalam hati disebut Sang Hyang Arda Nareswari dan ke seluruh badan disebut Sang Hyang Asmara Aneleng.


Dan saat bapak dan ibu saling merayu/bercengkrama muncul rasa dari dalam hati, terus ke bibir yang kemudian muncul penjelmaan yang disebut Sang Hyang Panuntun Iswaramadu. Saat bapak mulai meraba ibu, ada rasa yang muncul dari kedua telapak tangannya yang disebut Sang Hyang Purusa dan badannya disebut Sang Hyang Panguriping Jiwa. Saat perasaan ibu dan bapak sudah semakin lengket muncul rasa dari dalam perasaan/ pikiran yang paling dalam yang bernama Sang Hyang Maruta Tunggal, diteruskan ke hati yang paling dalam yang bernama Sang Hyang Sambu. Saat betemu rasa (berhubungan badan) bernama Sang Kama Lulut dan badannya bernama Sang Hyang Smara Gimbal.


Setelah bapak dan ibu bertemu asih maka sang ibu-pun mengandung

  • Saat umur kandungan 1 bulan, ada Kama Petak yang muncul dari bapak dan Kama Bang dari ibu, kemudian muncul Surya Candra, itu bernama Sang Hyang Maya Siluman.
  • Setelah 2 bulan muncul rasa bayu idep yang bernama Sang Hyang Smara Buncing.
  • Setelah 3 bulan muncul Hyang Panca Wara Bhuana yang disebut Sang Kala Molih.
  • Saat umur kandungan 4 bulan, menjelmalah Hyang Dewanta Nawasanga yang kemudian disebut Sang Kama Manik Saprah.
  • Saat kandungan berumur 5 bulan mulailah terbentuk Pertiwi, akasa, lintang tranggana, mega dan awan. Itu semua bercampur yang mempersatukan semuanya dan saat itu disebut Sang Kama Reka. Setelah lengkap “sapta madyaning jana” baru ada kepala, rambut, telinga, mata, hidung, mulut, bahu, badan, tangan, siku, perut, pusar, jeriji.. setelah lengkap isi dalam tubuhnya dan isi jeroan-nya maka disebut Sang Hyang Cili mereka mati Mahajita, dewanya disebut Sang Hyang Citra Gotra diemban oleh babuktas bang yang bernama babu gundi, yang menjagaSang Hyang Mandiraksa bernama babu galungan, ini yang akan mendai saudara kita nantinya.
  • Saat kandungan 6 bulan muncul saudara dari ibu yang disebut babu lembana yang bernama I Larakuranta.
  • Setelah 7 bulan, muncul saudara dari bapak yang disebut babu abra yang kemudian bernama Sang Hyang Lumut.
  • Setelah 8 bulan muncul lagi saudara dari bapak, babu kekere yang kemudian bernama Sang Hyang Kamagere. Saat ini para saudara kita pada asih asanak, menjadi ikatan kekeluargaan. Semua manya makan sari2 makanan dari rahim ibu. Makanan tersebut bernama Winduasyamuka. Dan setelah ditegaskan disebut I Kaki Siwagotra dan nini Siwagotra yang kemudian bernama Sang Hyang kumrencang kumrincing.
  • Saudara dalam tubuh ibu (puting susu) disebut Sang Hyang Purwa Sarikuning, setelah ada airnya disebut Sang Naga Gombang, setelah menjadi susu sebelum diminum disebut Sang Kama Ngamni, setelah minum susu tersebut disebut Sang Singununing Pamangan Empehan, dan ditelan disebut Sang Dumasrata.

Setelah lahir, tutus dari gantungan tali pusarnya disebut Sang menget Astiti jakti dan setelah melihat ibu dan bapak disebut Sang Hyang panon Pandeleng.


Setelah itu diiringi oleh kumbrah yang disebut Sang Hyang maya wayahan, setelah itu bari berbalik dan menangis disebut dengan sira Sang Hyang Eta eto dan kemudian disebut sire Sang Hyang Japamantra. Setelah mulai menggerakkan badannya memberi syarat2 disebut sire Sang Hyang Kunti Swara. Setelah tenang disebut sire Sang Hyang Guru. Setelah meningkok disebut sire Sang Hyang Pakirya- kirya, setelah direbahkan disebut Sang Hyang Unggat-unggit kawenang, mulai bergerak disebut sire Sang Hyang Tangan Sidi, dan kemudian disebut sire Sang Hyang Rare Anggon, setelah mulai bermain disebut dengan sire Sang Hyang Astagina, setelah mulai bisa makan disebut sire Sang Hyang Astatunggal, saat dirias disebut sire Sang Hyang Anuksmara-anismari, saat sudah bisa mengenali oarang lain disebut sire Sang Hyang Ameng – ameng, saat bisa bercanda disebut Sang Hyang Arda Asih


Saat berusia 11 hari, mualilah dia terkena sakit seperti hal nya manusia seutuhnya. Saat ini juga para leluhurnya, buyut, cicit dan kakeknya semua membantunya. Setelah berusia 12 hari dibutkanlah upacara ngerorasin. Saat inilah mulai ditanyakan pada orang pintar, siapakah yang ber-reinkarnasi.


Saat inilah saudara kita mulai menjelma. Sakin yang dibawa selama 11 hari sebelumnya merupakan sakit bawaan dari yang reinkarnasi. Untuk menghilangkn sakitnya tersebut dibutkanlah upacara adat yang intinya menghilangkan sakit tersebut. Muali saat itulah para saudara kita mulai membantu kita, walaupun kadang2 kita merasa belum dibantu.


Sekian dulu ulasan dari tutur kanda pat, semoga bermanfaat.

Rabu, 17 Juni 2009

guna2? pengasih? apaan tu.....???


Mungkin para kaula muda sering mendengar pengasih-asih, guna-guna, pellet ataupun yang lainnya. Dimana fungsi asli dari semuanya itu adalah baik yaitu agar seseorang tidak berlaku kasar dan mau asih pada penggunanya. Tapi dewasa ini fungsi pengasih tersebut sudah melenceng dari kegunaan aslinya, mereka sekarang menggunakan pengasih ini untuk kesenangan sesaat yakni untuk pemuas nafsu belaka..

Versi bahulanya pengasih itu sangat mudah.. cukup dengan senyum, sabar and tulus gitu aja..

Tapi karena merasa belum pas, dari tehnik diatas ditambah lagi dengan tradisi-tradisi masyarakat setempat.. Misalnya, dengan mengoleskan air mata kepada target dengan maksud memelas gt.. trus ada juga dengan mengambil jejak kaki target dengan tangan lawannya..

Setelah beberapa decade, setelah seseorang belajar ilmu esoteric alias kebatinan (bukan berarti nge-batinin ya… he he he he) maka tehnik tersebut ditambah lagi dengan komat kamit dikit.. missal.. Nie keputusan arjuna versi bali, tapi iar lebih yahud digabung dengan sarana yang keloktah dsb pis rejuna; mantaranya … ih sang arjuna, aku anganggo payolas agung, aku sakti wisesa, angadeg ring jadma manusa kabeh, teke lengleng bungeng atinne ………… aningalin awak sariranku, kedep sidi mandi mantranku. Nah… kalo di pikir2 mantra ini tujuannya agar si empunya PD ma dirinya gt, biar mirip sang arjuna.. selain keputusan arna masih ada mantra lainya seperti ajian piolas.. Ataya ta sira bagida ida, ih atangi ta sira, I banyu mas madeket sira mulana, 3x. sadyat niyat , sidi mandi mantranku, poma 3x. nah kl yang ni pake sarana air, abis dimantrai raupkan gt, ato dengan mantra satu ni.. Om sangiang gni rumusup atine………….. gadak uyang atine…………… aningalin awak sariranku, kedep sidi mandi mantranku, lah pomo. Kl mantra ini paling popular di kalangan pencinta ce’café he he he soalnya dengan sarana sebatang rokok aje.. tapi walau hafal mantranya n dapet sarananya tapi g tau cara pakainya yach…. Sama jg bo’ong.. n-o-l.. makanya kl pengen tau mesti berguru dulu and giat lakuin meditasi.

Tu diatas semua biasnya dipakai oleh para cowok, trus ceweknya gemana??
Masak jadi korban trus???
Nah ni da kiat2 tuk hindari segala jurus rayuan pulau kelapa tersebut..
  1. Pertama, mestinya cewek tu yang sopan baik pakaiannya maupun prilakunya
  2. Trus, tidak angkuh and sombong.. baru cakep OR kaya terlalumerendahkan orang lain.. nah tu mantra paling manjur ma yang satu ini. Coz persyaratan cow bias gunakan mantra ni y mesti dilecehkan dulu, dicaci atau dihina.wah.. pa lagi cownya cacat fisik/mental tambah maknyus tu mantra..
  3. Yang ke tiga, mesti rajin sembahyang and mendekatkan diri ma ISWW, coz smua yang dipakai adalah pinjaman so.. kl sering sembahyang pstlah qt dihindari dari segala cobaan model nie..
  4. Yang terakhir,, rajin meditasi, coz saat meditasi semua keadaan yang dialami akan di-restart
Kalo mo omong2 cewek juga punya cara ampuh tuk mikat cow tapi.. akibatnya sangat fatal dan akan menurunkan derajat cew tu di depan Tuhan ISWW so g usah lah di bagikan.. biarlah cew tu trus jg wanita mulia seperti dewi kunti dan para Shakti dari dewata.

Nah sekian dulu, semoga bermanfaat okay.. m
mari qt nikmati cinta kasih ilahi dengan berbuat bijak, salam damai.. santih..Om.

by esotericworlds.blogspot.com

Carcan Batu Permata Mirah

Om Awighnam Astu Mano Siddham Swastiastu Tat Astu,
Om Narayana, Om Saraswati Jaya.
Ini merupakan tempat berbagi ilmu esoteric dan berbagai pengetahuan pendukungnya.
Om A No Bhadrah Kratawo Yantu Wiswatah.

-->
Disi akan dikupas mengenai kasiat dari berbagai permata lengkap dengan cirri-ciri dari permata tersebut. Informasi ini bukanlah sembarangan informasi, ini didapat dari mengutip Lontar Bali (Buku Kuno yang ditemukan di pulau Bali) dimana lontar tersebut berjudul Carcan Mirah Miwah Batu. Sayangnya lontar ini belum sempat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, disamping waktu juga dalam pencarian padan kata yang sangat susah. Smoga kutipan Lontar (Buku Kuno dari Bali) ini bisa bermanfaat bagi anda.

  • Mirah Dewa, merupakan mirah yang dipercayai berhubungan dewa-dewa tertentu, misalnya; Ratna Sewala, Mirah putih mateja biru. Untuk kewibawaan.Mirah Surya Candra, atau Mirah masurya kembar, merupakan sari dari tanah tempat Sang Nakula (panca pandawa) bertapa-samadi, sangat baik dibawa untuk bepergian jauh ataupun memuja kebesaran Ida bhatara Tiga Sakti. Pada agung, Mirah bang masawang ireng, mahurat putih kadi padma, maka telu selem. Sangat baik sekali, bagus untuk rumahtangga, menyejukkan dan disenangi oleh para dewata (sihing widhi). Manik Maya, Mairah marupa kuning, bagus sekali, merupakan tempat berstananya hyang siwa tiga, pengasih dewa manusa nama lain dari mirah ini.Tri Nadi Susema, Mirah kuning mateja kadi mega ngarangkaratwi, digunakan oleh para penguasa agar lebih berwibawa, berkarisma.Manggala Ratna Ulan, Mirah putih kuning mateja kadi tunjung kuning, nyatur manyeleg gading. Biasanya baik digunakan oleh pendeta atau Mangku Khayangan Tiga. Kakabang sarat kepla, Mirah mateja bang maklyab putih masawang tangi, makukus putih, baik digunakan untuk metirtayatra. Tataka SIB samudra sara, Mirah kuning mateja putih makuku kadi kombak, sangat bagus, untuk sembahyang ke segara memuja hyang baruna, ataupun ke pura dalem dan memuja dewa surya. Ratna Kamuda, Barak abawa tangi, untuk sembahyang. Kakajang Sarat Pepage, Mirah mabawa tangi, abang nguda makliab putih makukus putih, untuk sembahyang, metirtayatra. Mirah bolong yadiyan rengat, merupakan bagian dari busana hyang batara siwa. Merupakan anting-anting beliau yang berasal dari intisari gunung. Sangat bagus sekali, kegunaanya sangat banyak.
  • Mirah Cempaka Mirah kuning maswat/mateja bang. Harusnya digunakan oleh pendeta suci yang meraga sang putus/sulinggih atau pemangku widhi. Merta saji wani Mirah cempaka pelung maserat putih muang bang, matunjung kuning majajar, atau sering disebut nguda sendana, dipercaya milik beliau Hyang Nila Kanta, percikan tirtanya digunakan untuk memusnahkan efek dari kutukan atau yang terkena sumpah cor.
  • Rambut Sedana, Mirah cempaka wilis, gadang terus, mateja mas rainadi rambut, utama dahat, untuk pengasih dan sarana pemujaan kepada Ida Ayu Swa Bawa di pura khayangan melantingyang sudah sangat terkenal sebagai dewanya para pedagang di bali.
  • Mirah Saliwah, mirah yang memiliki warna dominan lebih dari satu dan warna tersebut berkumpul dapa satu bagian, adapun mirah tersebut antara lain; lengi widya, utamaning utama. Merupakan bagian dari busana pendeta/sulingih/sang pandita. Merupakan serana mereteka sawa (upacara kematian), air basuhannya merupakan tirta pangentas. Dapat memusnahkan kotoran niskala akibat pembunuhan, cetik/racun ala bali, anesti aneluh anerangjanna (bisanya oleh penganut ilmu hitam) dan memperistri orang yang masih bersuami. Mirah warna telu: bang, putih lan ireng, digunakan oleh Sang Pandita untuk membuat Tirta Pangentas untuk orang yang sudah meninggalagar memperoleh jalan menuju tempat yang semestinya, dan adapun dosa yang diperbuatnya akan terampuni, dan kemudian diharapkan mendapat sorga.
  • Widuri, Mirah dadu macelek gadang. Digunakan oleh Pemangku. Mirah madu, mahewat putih. Digunakan oleh wanita yang lahirnya hari selasa. Widuri Nasika, Mirah tangi marupa dadu yadiyan macelek tangi, matutuk ireng untuk sembahyang. Maduri, Mirah bang macelek putih, milik batara sambu. Untuk orang yang lahir pada hari jumat. Widuri, Dadu macelek barak, untuk momon (penghisap bau mayat) yang biasanya diletakkan pada hidung jasad. Bias juga dengan Widuri Kresna, Ireng macelek putih. Baduri Segara, Mirah biru maserat benang akatih. Untuk orang yang lahir pada hari jumat umanis.
  • Kecubung, Mirah dadu macelek tangi. Kecubung Kasihan, Mirah putih mabawa tangi. Untuk orang yang lahir pada hari kamis klion, gunanya untuk menghilangkan kekotoran secara niskala dan untuk berdagang. Mirah Kecubung, Tangi abawa bang, bang abawa tangi.
  • Manjangan Bang, Mirah bang macaya dadu kumedep, kalau diletakkan di dalam air, maka airnya akan berwarna merah. Ini mirah sangat bagus. Dikasihi oleh para leluhur, akan meemukan rejeki, para dewa dan manusia akan asih. atau, Mirah barak makeliyab kuning kadi surya. Mirah adi namanya. Utama dahat
  • Mirah Sutangsu,Diceritakan saat sang Panca Pandawa bertapa semadi di gunung mandara, dari tapanya tersebut muncul api didepan mereka, berupa manik putih, kemudian disebut manik maya sepintas seperti pelangi mengeluarkan sinar seperti lampu berserat hijau. Digunakan untuk menghindari musuh yang sangat sakti.
  • Sitangsu-jagasatru,Mirah kuning mateja kadi malahalah tur madyut kadi netraning mageni kesari lan makukus. Ini merupakan intisari tanah tempat Sang Arjuna bertapa, untuk penolak musuh.
  • Kresna Dana, Mirah ireng mahening kumedep tan peletuh, masinar kadi surya wawu ending, mabiyanglalah tur makukus kadi tejan dammar. Sangat bagus tidak aka nada menyamai. Rupania gadang mawarna tiga, disebut surya tiga. Masinar kelawu, gadang, ireng abiyang lalah, bang makliyab kuning muah putih ika jati mirah luih utama, baik digunakan oleh penguasa yang banyak memiliki bawahan/rakyat. Akan murah rejeki, mudah bersosialisasi dan disegani. Mirah Kresna rupania ireng abawa kuning, gadang. Untuk bermeditasi. Mirah Kresna ireng makliab putih makedep bawania masemu gadang, sangat bagus, kegunaannya sangat banyak.Mirah Kresna Murti, Mirah ireng mesawang ijo biru tur mateje hening, yadyus putih kadi netraning mong, metu kukus kadi teja, kadi dammar malih ditengahnia katon kadi bintang kartika, mawigangga solas warna. Sangat bagus, baik dipakai oleh penguasa. Kresna Dana Makukus, Mirah dadu mateja kuning nguda, makukus pasangur…….. gadang miwah ireng. Mawat mali maselekan; Utama. Untuk orang yang lahir pada hari sabtu paing. Kresna Dana Sadewa, Mirah gadang macelek putih, mawat gangga mahileh, wiadin putih maswat; ong dirgahayu. Biasanya dipakai oleh orang penting, rastu tirta ye namah. Untuk orang yang lahir pada hari sabtu paing. Kresna Dana Payudan, Ireng makedep ireng terus mabawa putih sekadi tejan dammar, Utama dahat. Milik beliau Hyang Wisnu. Untuk berperang. Asti Kresna, Mirah gadang macelek dadu, Untuk orang yang lahir pada hari sabtu umanis. Narayana, Mirah ireng kumedep madyut biru, masuwet kuning maburat kuning kadi kalimayah, siwa sekala ika, utama. Digunakan oleh pendeta/sulinggih ataupun penguasa. Pahalanya akan di kasihi orang banyak tapi mesti dibarengi denga bakti kepada Hyang Siwa dan Hyang Tiga Sakti.
  • Windusara, Mirah bang putih maklyab tangi, dumilah metu kukus. Utama dahat, penolak musuh, untuk momon serta penjaga diri dan rumah. bpanulak satru, karena mirah ini juga dipercaya sebagi intisari tanah tempat Sang Bima bersemedi.

-->Dan masih banyak lagi jenis mirah lainnya yang belum bias dipost coz saking banyaknya.. Nah, setelah mengetahui kasiat dari mirah tersebut, ini ada upacara / sesajen agar mirah tersebut awet dan agar pemakainya bisa lebih maximal mendapatkan kasiatnya.
Ini merupakan sesajen untuk semua jenis batu permata.
Segehan barak akepel, segehan sasahan siya tanding, canang sari, pemanisan(permen). Dipersembahkan Bhatara Sakti ditengah samudra.
Semoga kutipan dari lontar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama para penggemar batu permata.

by esotericworlds.blogspot.com