Selasa, 14 Juli 2009

doa mantra untuk sehari hari

Pada waktu bangun pagi:

Om, Utedanim bhagavantah syamota prapitva uta madhye ahnam, utodinau madhvantan tsuryasya vayam devanam sumantausyama.(Atharva Veda III.16.4)

Artinya:

"Ya Tuhan Yang Maha Pemurah! Jadikanlah kami selalu bernasib baik pada pagi hari ini, menjelang tengah hari, apalagi matahari tepat di tengah-tengah dan seterusnya. Semoga para Dewa berkenaan menganugharkan rakhmat-Nya kepada kami".

Menggosok gigi

Om Cri Dewi Bhatrimsa Yogini namah

Artinya:

Om, sujud pada (sakti-Mu) Cri Dewi Bhatrimsa (dan) Yogini.

Membersihkan mulut:

Om Um Phat astraya namah.

Artinya:

Om, sujud kepada Um, astra Phat (itu).

Mencuci muka:

Om Um Waktra Paricuddha mam swaha.

Artinya:

Om, Om (dewi) membersihkan muka hamba.

Pada waktu mandi:

Om, Gangga-Amrta-Sarira Cuddha Mam Swaha.

Artinya:

Om, Amrta dari Gangga, membuat badan hamba suci.

Pada waktu berpakaian:

Kaupina Brahma-Samyuktah, mekhala Wisnu-Samsmrtah Antarwasewaro dewah, bandham astu Sada Ciwa.

Artinya:

Penutup berpakaian adalah Brahma, pengikat pinggang (adalah) Wisnu, penutup tubuh (oleh) Iswara (dan) Sada Ciwa pengikat semuanya.

Pada waktu makan:

Doa Mulai Makan

Om Anugraha Amertadi sanjivani ya namah svaha.

Artinya:

Ya Hyang Widhi, semoga makanan ini menjadi penghidupan hamba lahir bathin yang suci

Doa Selesai Makan

Om Dhirgayur astu, avighnam astu, subham astu, Om Sriyam bhavantu, purnam bhavantu, ksama sampurna ya namah svaha.

Artinya:

Ya Hyang Widhi, semoga makanan yang telah masuk ke dalam badan hamba memberi kekuatan, keselamatan, panjang umur dan tak kena halngan apapun. Demikian pula agar hamba mendapatkan kebahagiaan dan suka cita dengan sempurna.

Doa Selesai Makan, dapat pula menggunakan doa (mantra) berikut:

Om Annapate annasya no dehyanmi vasya susminah, pra-pra dataram taris urjam no dhehi dvipade catuspade. (Yajur Veda XI.83)

Artinya:

Ya Hyang Widhi, Engkau penguasa makanan, anugrahkanlah makanan ini memberikan kekuatan, menjauhkan dari penyakit. Selanjutnya bimbinglah kami, anugrahkanlah kekuatan kepada mahluk berkaki empat dan dua.


Doa saat melakukan Yadnya Sesa (Ngejot) :

"Om Sarva bhuta sukha pretebhyah svaha".

Artinya:

Ya Hyang Widhi, hamba berikan sedikit kepada sarwa bhuta agar tidak mengacau.

Mohon perlindungan:

Om Apasyam gopam anipadyamanam a ca para ca prthibhih carantam sa sadhricih sa visucir vasana.

Artinya:

Ya Tuhan! hamba memandang Engkau Maha Pelindung, yang terus bergerak tanpa berhenti, maju dan mundur di atas bumi. Ia yang mengenakan hiasan yang serba meriah, muncul dan mengembara terus bersama bumi ini.

Mohon kebenaran (jalan yang benar):

Om A visvadevam satpatim suktai adya vrnimahe stayasavam sawitaram.

Artinya:

Ya Tuhan Yang Maha Agung! dengan kidung kami memujaMu, Tuhan sumber kebaikan! Engkau Maha Cemerlang yang memiliki takdir yang maha benar.

Salam Penganjali

(salam penghormatan) :

Om Svastyastu.

Artinya:

Semoga selalu ada dalam keadaan baik (selamat) atas karunia Tuhan (Hyang Widhi Wasa).

Om santhi, Santhi, Santhi, Om.

Artinya:

Semoga damai, damai di dunia, damai di akhirat dan damai selalu.

Doa Memulai Sesuatu Kegiatan:

Om Avighnam astu namo sidham Om Sidhirastu tad astu astu svaha.

Artinya:

Ya Hyang Widhi, semoga atas perkenan-Mu tiada suatu halangan bagi kami memulai pekerjaan (kegiatan) ini dan semoga sukses.

Doa Mohon Inspirasi :

Om Pra no devi sarasvati vajebhir vajinivati dhinam avinyavantu. (Rg Veda VI.61.4)

Artinya:

Ya Hyang Widhi, Hyang Saraswati Yang Maha Agung dan Kuasa, Engkau sebagai sumber ilmu pengetahuan, semoga Engkau memelihara kecerdasan kami.

Doa Memohon Kesehatan :

Om Vata a vatu bhesajam sambhu majobhu no hrde, pra na ayumsi tarisat. (Rg Veda X.1986.1)

Artinya:

Ya hyang Widhi, semoga Wayu menghembuskan angin sejuk-Nya kepada kami. Wayu yang memberikan kesehatan dan kesejahteraan kepada kami. Semoga Ia memberikan umur panjang kepada kami.

Doa Mohon Bimbingan Spiritual :

Om Asato ma sadgamaya tamasoma ma tyotir gamaya mrtor ma amrtam gamaya. (Brh. Ar. Up. XL.15)

Artinya:

Ya Hyang Widhi, bimbinglah kami dari yang tidak benar menuju yang benar. Bimbinglah kami dari kegelapan pikiran menuju cahaya (pengetahuan) yang terang. Bimbinglah kami dari kematian menuju kehidupan yang abadi.

Doa Mohon Kebahagiaan dan Keberuntungan :

Om sarve bhavantu sukhinah sarve santu niramayah sarve bhadrani pasyantu ma kascid duhkha bhag bhavet

Artinya:

Ya Hyang Widhi, semoga semuanya memperoleh kebahagiaan, semoga semuanya terbebas dari penderitaan, semoga semuanya dapat memperoleh keberuntungan, semoga tiada kedukaan.

Doa Memulai Belajar :

Om Agne naya supatha raye asman visvani deva vayunani vidvan, yuyodhyasmaj juhuranam eno bhuyistam te namauktim vidhema. (Rg Veda I.189.1)

Artinya:

Ya Hyang Widhi (Hyang Agni), tunjukkanlah kepada kami jalan yang benar untuk mencapai kesejahteraan; Hyang Widhi yang mengetahui semua kewajiban, lenyapkanlah dosa kami yang menyengsarakan kami. Kami memuja Engkau.

Doa Menghilangkan Rasa Takut :

Om Om Jaya jivad sarira raksan dadasi me, Om Mjum sah vaosat mrityun jaya namah svaha.

Artinya:

Ya Hyang Widhi Yang Maha Jaya, yang mengatasi segala kematian, kami memuja-Mu. Lindungilah kami dari mara bahaya.

Doa Selesai Melakukan Kegiatan:

Om Deva suksma parama acintya ya namah svaha sarva karya prasidhantam. Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.

Artinya:

Ya Hyang Widhi dalam wujud Parama Acintya yang maha gaib dan maka karya, atas rakhmat-Mu maka pekerjaan ini sukses. Semoga damai selalu.

Doa Sebelum Tidur:

Om Yajjagrato duram udaiti daivam tad u suptasya tatha iva iti, durangamam jyotisam jyotir ekam tanme manah siva samkalpam astu. (Yajur Veda XXXIV.1)

Artinya:

Ya hyang Widhi, Engkau nampak jauh dari orang yang tidur, nampak jauh dari orang yang terjaga. Engkau sinar utama, yang nampak jauh itu, semoga pikiran kami senantiasa mengarah kepada Engkau, yang baik itu.

Doa Untuk Ketabahan Hidup:

Om Krdhi na udhvarny carathaya jivase.

Artinya:

Ya Hyang Widhi, semoga kami bisa tetap tegak dalam perjalanan hidup kami.

Doa Untuk Orang Meninggal

(yang disampaikan/diucapkan saat bela sungkawa):

Om vayur anilam amrtam athedam bhasmantam sariram Om krato smara, klie smara, krtam smara. (Yajur Veda XL.15)

Artinya:

Ya Hyang Widhi, Penguasa hidup, pada saat kematian ini semoga ia mengingat wijaksana suci Om, semoga ia mengingat Engkau Yang Maha Kuasa dan kekal abadi. Ingat pula kepada karmanya. Semoga ia mengetahui bahwa Atma adalah abadi dan badan ini akhirnya hancur menjadi abu.


Saat melihat atau mendengar orang meninggal:

Om svargantu, moksantu, sunyantu, murcantu, Om ksama sampurna ya namah svaha.

Artinya:

Ya Hyang Widhi, semogalah arwah almarhum mencapai sorga, manunggal dengan-Mu, mencapai keheningan tanpa suka-duka. Ampunilah ia, semoga sempurna atas Kemahakuasaan-Mu.

Saat mengunjungi orang sakit:

Om sarva vighna sarva klesa, sarva lara roga vinasa ya namah.

Artinya:

Ya Hyang Widhi, semoga segala halangan, segala penyakit, segala penderitaan dan gangguan binasa oleh-Mu.

Doa Untuk Pembukaan Rapat (sidang) atau Seminar:

Om sam gacchadhvam sam vadadhvam sam vo manamsi janatam, devo bhagam yatha purve samjanana upasate. (Rg. Veda X.191.2)

samano mantrah samitih samani samanam manah saha cittam esam, samanam mantram abhi mantraye vah samanena vo havisa juhomi. (Rg Veda X.191.3)

samani va akutih samana hrdayani vah samanam astu vo mano yatha vah susahasati. (Rg Veda X.191.4)

Artinya:

Ya Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa), semogalah pertemuan dan rapat ini mencapai satu kesepakatan. Semoga tercapai tujuan bersama, kesepakatan bersama satu dalam pikiran menuju stau tujuan.

Ya Hyang Widhi, Engkau canangkan satu tujuan, tujuan bersama kami sekalian, kami adakan pemujaan dengan persembahan bersama, agar tujuan kami satu, seia dan sekata.

Doa Untuk Menutup Suatu Pertemuan:

Om dyauh santir antariksam santih prthiva santir apah santir osadhayah santih vanaspatayah santir visve devah santir brahma santih sarvam santih santir eva santih sa ma santir edhi. (Yayur Veda XXXVI.17)

Artinya:

Ya Hyang Widhi Yang Maha Kuasa, anugrahkanlah kedamaian di langit, damai di angkasa, damai di bumi, damai di air, damai pada tumbuh-tumbuhan, damai pada pepohonan, damai bagi para Dewata, damailah Brahma, damailah alam semesta, semogalah kedamaian senantiasa datang pada kami.

http://esotericworlds.blogspot.com/

pedoman sembahyang untuk warga hindu di bali

Persiapan sembahyang
Persiapan sembahyang meliputi persiapan lahir dan persiapan batin. Persiapan lahir meliputi sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan.
Demikian pula persiapan sarana penunjang sembahyang seperti pakaian, bunga dan dupa sedangkan persiapan batin ialah ketenangan dan kesucian pikiran. Langkah-langkah persiapan dan sarana-sarana sembahyang adalah sebagai berikut:

Asuci laksana
Pertama-tama orang membersihkan badan dengan mandi. Kebersihan badan dan kesejukan lahir mempengaruhi ketenangan hati
Pakaian
Pakaian waktu sembahyang supaya diusahakan pakaian yang bersih serta tidak mengganggu ketenangan pikiran. Pakaian yang ketat atau longgar, warna yang menyolok hendaknya dihindari. Pakaian harus disesuaikan dengan dresta setempat, supaya tidak menarik perhatian orang.
Bunga dan kawangen
Bunga dan kawangen adalah lambang kesucian, supaya diusahakan bunga yang segar, bersih dan harum. Jika dalam persembahyangan tidak ada kawangen dapat diganti dengan bunga.
Dupa
Apinya dupa adalah simbul Sang Hyang Agni, saksi dan pengantar sembah kita kepada Sang Hyang Widhi. Setiap yadnya dan pemujaan tidak luput dari penggunaan api. Hendaknya dupa ditaruh sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan teman-teman kita di sekitar kita. Selesai persembahyangan sebaiknya dupa dipadamkan dan dibuang.
Tempat Duduk
Tempat duduk hendaknya diusahakan tempat duduk yang tidak mengganggu ketenangan untuk sembahyang. Arah duduk ialah menghadap pelinggih. Setelah persembahyangan selesai usahakan berdiri dengan rapi dan sopan sehingga tidak mengganggu orang yang masih duduk sembahyang. Jika mungkin agar mempergunakan alas duduk seperti tikar dan sebagainya
Sikap duduk
Sikap duduk dapat dipilih sesuai dengan tempat dan keadaan serta tidak mengganggu ketenangan hati. Sikap duduk yang baik untuk pria ialah sikap padmasana yaitu sikap duduk bersila dan badan tegak lurus. Sikap duduk bagi wanita ialah sikap bajrasana yaitu sikap duduk bersimpuh dengan dua tumit kaki diduduki. Dengan sikap ini badan menjadi tegak lurus. Kedua sikap ini sangat baik untuk menenangkan pikiran.
Sikap tangan
Sikap tangan yang baik pada waktu sembahyang ialah cakup ing kara kalih yaitu kedua telapak tangan dikatupkan diletakkan di depan ubun-ubun. Bunga atau kawangen dijepit pada ujung jari.

Bunga (puspa)
Bunga dan kawangen adalah lambang kesucian. Sebagai sarana sembahyang, kita memerlukan yang terbaik, yaitu bunga yang segar, bersih dan harum. Jika dalam persembahyangan tidak ada kawangen dapat diganti dengan bunga.
Ada beberapa bunga yang tidak baik untuk sembahyang. Menurut ‘Agastyaparwa’ bunga tersebut adalah yang seperti berikut:
nihan ikang kembang tan yogya pujakena ring bhatara:
kembang uleren, kembang ruru tan inunduh, kembang laywan-laywan ngara- nya alewas sekar-kembang munggah ring sema, nahan ta lwir ning kembang tan yogya pujakena de nika sang satwika.
Artinya:
Inilah bunga yang tidak patut dipersembahkan kepada Bhatara, bunga yang berulat, bunga yang gugur tanpa diguncang, bunga yang berisi semut, bunga yang layu yaitu yang lewat masa mekarnya, bunga yang tumbuh di kuburan. Itulah jenis-jenis bunga yang tidak patut dipersembahkan oleh orang baik-baik

Kewangen.
Kewangen adalah nama salah satu sarana sembabyang, Kewangen dibuat dari daun pisang atau janur yang berbentuk kojong. Di dalamnya diisi perlengkapan berupa daun-daunan, hiasan dari rangkaian janur yang disebut sampian kewangen, bunga, uang kepeng dan porosan yang disebut silih asih. Adapun yang dimaksud dengan porosan silih asih adalah dua potong daun sirih yang diisi kapur dan pinang, diatur sedemikian rupa sehingga bila digulung akan tampak bolak-balik, yaitu yang satu potong tampak bagian perutnya dan satu bagian lagi tampak bagian punggungnya
Dalam persembahyangan kewangen dipakai menyembah Ista Dewata. Yaitu aspek Tuhan yang dimohon hadir dalam persembahyangan tersebut untuk menerima persembahan atau bakti pemujanya. Karena kewangen itu simbul Tuhan maka cara pemakaiannya hendaknya sedemikian rupa sehingga muka kewangen berhadapan muka dengan penyembahnya. Hal ini dimaksudkan agar antara yang menyembah dengan yang disembah berhadap-hadapan. Yang merupakan muka kewangen ialah bagian letak uang kepengnya. Bila uang kepeng sulit didapat diganti dengan uang logam.

http://esotericworlds.blogspot.com/

Kupasan Mantra Trisandya

mungkin orang hindu khususnya orang bali belum paham apa sebenarnya maksud dari trisandya. disini kami mencoba memberikan maksud dari mantra Trisandya yang terkupas dibawah ini;

Mantram Pertama

Puja Trisandhya terdiri atas 6 mantram. Mantram pertama disebut gayatri mantram, menurut nama iramanya, yaitu gayatri. Di dalam Rg Veda III. 62.10, kata bhur bhuvah svah tidak ada pada mantram ini. Tambahan bhur bhuvah svah itu terdapat pada Yajur Veda Putih 36.3. Gayatri mantram adalah mantram yang paling mulia di antara semua mantra. Ia adalah ibu mantram, dinyanyikan oleh semua mantra. la adalah ibu mantram, dinyanyikan oleh semua orang beragama Hindu waktu sembahyang.

Mengapa mantram ini yang paling mulia, ibu dari semua mantram?

Inilah keterangannya:

One reason why the gayatri is considered to be the most representative prayer in the Vedas is that is capable of possesing "dhi", higher intelligence which brings him knowledge, material and transendental. What the eye is to the body "dhi" or intelligence is to the mind. (The Call of Vedas, p. 108-109).

Artinya: Suatu sebab mengapa gayatri dipandang dan yang mewakili segala di dalam Veda ialah karena ia adalah doa untuk daya kekuatan yang dapat dimiliki orang ialah: "dhi" yaitu kecerdasan yang tinggi yang memberikan padanya pengetahuan, materi dan kemampuan mengatasi hal-hal keduniawian. Sebagai halnya mata bagi badan, demikian “dhi” atau kecerdasan untuk pikiran.


Wijaksara
Wijaksara Om adalah huruf atau suku kata suci dalam agama Hindu. Biasanya tiap-tiap mantram mulai dengan huruf ini. Pada gayatri mantram Om adalah lambang dari semua ini, alam semesta yaitu bhur loka, bhuvah loka dan svah loka.

Aum ity etad aksaram idam sarvam, tasyopavyakhayanam, bhutam bhavad bhavisyad iti sarvam aum kara eva (Mandukya Upanisad 1).

Artinya: Aum, suku kata ini adalah semua ini. Keterangan tentang ini adalah demikian: semuanya, masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, ini semuanya hanyalah suku kata aum. Dan apapun pula yang lain di luar tiga waktu itu, tiadalah lain hanya suku kata aum saja.

Aum iti brahma, aum itidam sarvam, aum ity etad anukrtir ha sma va apyo sravayetyasravayanti aum iti samani gayanti, aum Somiti sastrani samsanti, aum ity adhvaryuh, pratigaram pratigrhati,, aum iti brahma prasauti, aum ity agnihotram anujanati, aum iti brahmanah pravaksyanmaha, brahmopapnavaniti brahmanaivopapnoti

(Taittiriya Upanisad. 1.8.1)

Artinya: Aum adalah Brahma. Aum adalah semua ini. Aum sesungguhnya ini adalah persetujuan. Dalam mengucapkan "lafalkan" mereka mengucapkan. Dengan Aum, mereka menyanyikan nyanyian saman. Dengan aum, som, mereka mengucapkan doa-doa. Dengan aum pendeta mengucapkan puji-puji pengantar. Dengan aum, sescorang mempersembahkan sajian-sajian pada api.Dengan aum seorang Brabmana mulai mengucapkan, "semoga saya sampai pada Brahman"; demikianlah karena ingin iapun sampai pada Brahman.

Isana tu ma karo'bhud, A madhyam mordhvam eva ca, Ukaro' dhas ca, Om karam iti tad viduh (Jnanasiddhanta 18.5)

Artinya: Isana adalah suara Ma, A ada di tengah-tengah, Ma di bagian atas, dan suara U di bawah, Kesatuannya disebut suara Om.


Mantram Kedua

Pada mantram ini pemuja memuja Tuhan, yang suci tak ternoda. Beliau hanya tunggal tidak ada yang kedua. Mantram ini adalah salah satu dari suatu rangkaian mantram yang panjang disebut Catur Veda Sirah (Empat Veda Kepala).

Catur Veda Sirah ini adalah salinan Narayana Upanisad, sebuah Upanisad kecil. Di sini dinyatakan bahwa Tuhan adalah segalanya yang luput dan segala noda. Tuhan itu hanya Esa belaka.


Mantram Ketiga

Oleh pemuja Tuhan yang Tunggal disebut dengan banyak nama. Beliau disebut Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu dan Rudra. Masih banyak lagi sebutan-Nya. Di dalam kitab-kitab suci agama Hindu kila dapati sebutan beliau berpuluh-puluh banyaknya. Tuhan dipuja orang dalam berbagai-bagai perwujudan-Nya.


Mantram Keempat

Pemuja mengatakan dirinya serba hina serba kurang serba lemah. Hina kerjanya, hina diri pribadinya, hina lahirnya. Karena itu ia mohon kepada Tuhan untuk dilindungi dan dibersihkan dari segala noda. Tuhanlah pelindung tertinggi dan Tuhanlah melimpahkan kesucian untuk dia yang setia mengamalkan ajaran-Nya. Dalam mantram ini pemuja mengatakan pengakuannya bahwa ia adalah mahluk yang lemah.


Mantram Kelima

Pemuja mohon ampun kepada Tuhan, penyelamat semua makhluk. Ia mohon dibebaskan dari semua papa, semua kehinaan dan dosa. Ia mohon untuk dijaga, karena beliaulah penjaga semua makhluk di manapun dan kapanpun juga. Tuhan adalah kuasa tertinggi atas segala yang ada ini.


Mantram Keenam

Apa saja dosa anggota badan, apa saja dosa kata-kata dan apa saja dosa pikiran, pemuja memohon kepada Tuhan untuk diampuni. Manusia tidak dapat bebas dari dosa karena ia diselubungi oleh khilaf dan lalai. Bila seseorang dapat membersihkan diri dengan amal kebajikan maka kabut kekhilafan yang menyelubungi sang Pribadi akan menipis dan akan memancarkan cahaya kesucian dari Sang Pribadi yang mengantar seseorang ke alam kesadaran. Atas dasar ini kelepasan akan lebih mudah diperoleh.


sekian dulu sedikit kupasan dari mantra Tri Sandya, semoga dipahami dan bermanfaat..

http://esotericworlds.blogspot.com/