Jumat, 19 Juni 2009

asal mula catur sanak - Kanda Pat di bali

OM A NO BHADRAH KRATAWO YANTU WISWATAH

OM NARAYANA, OM SARASWATI JAYA

OM AWIGHNAM ASTU


Ini cerita singkat asal muasal kehadiran sang catur sanak (kanda pat) dalam dunia kita. Ini merupakan kupasan dari lontar kanda pat, yang bunyinyadalam bahasa indo “ini merupakan awal kehadiran dari saudara yang kemudian disebut awal dari kanda pat. Dimana harus diketahui asalnya. Awalnya saat bapak saat perjaka dan ibu saat masih perawan saling menyukai muncul sesuatu yang kemudian disebut cinta maka saat itu disebut Sang Hyang Surya Candra, itu terus ke dalam hati disebut Sang Hyang Arda Nareswari dan ke seluruh badan disebut Sang Hyang Asmara Aneleng.


Dan saat bapak dan ibu saling merayu/bercengkrama muncul rasa dari dalam hati, terus ke bibir yang kemudian muncul penjelmaan yang disebut Sang Hyang Panuntun Iswaramadu. Saat bapak mulai meraba ibu, ada rasa yang muncul dari kedua telapak tangannya yang disebut Sang Hyang Purusa dan badannya disebut Sang Hyang Panguriping Jiwa. Saat perasaan ibu dan bapak sudah semakin lengket muncul rasa dari dalam perasaan/ pikiran yang paling dalam yang bernama Sang Hyang Maruta Tunggal, diteruskan ke hati yang paling dalam yang bernama Sang Hyang Sambu. Saat betemu rasa (berhubungan badan) bernama Sang Kama Lulut dan badannya bernama Sang Hyang Smara Gimbal.


Setelah bapak dan ibu bertemu asih maka sang ibu-pun mengandung

  • Saat umur kandungan 1 bulan, ada Kama Petak yang muncul dari bapak dan Kama Bang dari ibu, kemudian muncul Surya Candra, itu bernama Sang Hyang Maya Siluman.
  • Setelah 2 bulan muncul rasa bayu idep yang bernama Sang Hyang Smara Buncing.
  • Setelah 3 bulan muncul Hyang Panca Wara Bhuana yang disebut Sang Kala Molih.
  • Saat umur kandungan 4 bulan, menjelmalah Hyang Dewanta Nawasanga yang kemudian disebut Sang Kama Manik Saprah.
  • Saat kandungan berumur 5 bulan mulailah terbentuk Pertiwi, akasa, lintang tranggana, mega dan awan. Itu semua bercampur yang mempersatukan semuanya dan saat itu disebut Sang Kama Reka. Setelah lengkap “sapta madyaning jana” baru ada kepala, rambut, telinga, mata, hidung, mulut, bahu, badan, tangan, siku, perut, pusar, jeriji.. setelah lengkap isi dalam tubuhnya dan isi jeroan-nya maka disebut Sang Hyang Cili mereka mati Mahajita, dewanya disebut Sang Hyang Citra Gotra diemban oleh babuktas bang yang bernama babu gundi, yang menjagaSang Hyang Mandiraksa bernama babu galungan, ini yang akan mendai saudara kita nantinya.
  • Saat kandungan 6 bulan muncul saudara dari ibu yang disebut babu lembana yang bernama I Larakuranta.
  • Setelah 7 bulan, muncul saudara dari bapak yang disebut babu abra yang kemudian bernama Sang Hyang Lumut.
  • Setelah 8 bulan muncul lagi saudara dari bapak, babu kekere yang kemudian bernama Sang Hyang Kamagere. Saat ini para saudara kita pada asih asanak, menjadi ikatan kekeluargaan. Semua manya makan sari2 makanan dari rahim ibu. Makanan tersebut bernama Winduasyamuka. Dan setelah ditegaskan disebut I Kaki Siwagotra dan nini Siwagotra yang kemudian bernama Sang Hyang kumrencang kumrincing.
  • Saudara dalam tubuh ibu (puting susu) disebut Sang Hyang Purwa Sarikuning, setelah ada airnya disebut Sang Naga Gombang, setelah menjadi susu sebelum diminum disebut Sang Kama Ngamni, setelah minum susu tersebut disebut Sang Singununing Pamangan Empehan, dan ditelan disebut Sang Dumasrata.

Setelah lahir, tutus dari gantungan tali pusarnya disebut Sang menget Astiti jakti dan setelah melihat ibu dan bapak disebut Sang Hyang panon Pandeleng.


Setelah itu diiringi oleh kumbrah yang disebut Sang Hyang maya wayahan, setelah itu bari berbalik dan menangis disebut dengan sira Sang Hyang Eta eto dan kemudian disebut sire Sang Hyang Japamantra. Setelah mulai menggerakkan badannya memberi syarat2 disebut sire Sang Hyang Kunti Swara. Setelah tenang disebut sire Sang Hyang Guru. Setelah meningkok disebut sire Sang Hyang Pakirya- kirya, setelah direbahkan disebut Sang Hyang Unggat-unggit kawenang, mulai bergerak disebut sire Sang Hyang Tangan Sidi, dan kemudian disebut sire Sang Hyang Rare Anggon, setelah mulai bermain disebut dengan sire Sang Hyang Astagina, setelah mulai bisa makan disebut sire Sang Hyang Astatunggal, saat dirias disebut sire Sang Hyang Anuksmara-anismari, saat sudah bisa mengenali oarang lain disebut sire Sang Hyang Ameng – ameng, saat bisa bercanda disebut Sang Hyang Arda Asih


Saat berusia 11 hari, mualilah dia terkena sakit seperti hal nya manusia seutuhnya. Saat ini juga para leluhurnya, buyut, cicit dan kakeknya semua membantunya. Setelah berusia 12 hari dibutkanlah upacara ngerorasin. Saat inilah mulai ditanyakan pada orang pintar, siapakah yang ber-reinkarnasi.


Saat inilah saudara kita mulai menjelma. Sakin yang dibawa selama 11 hari sebelumnya merupakan sakit bawaan dari yang reinkarnasi. Untuk menghilangkn sakitnya tersebut dibutkanlah upacara adat yang intinya menghilangkan sakit tersebut. Muali saat itulah para saudara kita mulai membantu kita, walaupun kadang2 kita merasa belum dibantu.


Sekian dulu ulasan dari tutur kanda pat, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: