Orang sering mengindahkan aturan yang sangat mendasar saat muspa atau sembahyang ke tempat2 suci, pada hal aturan tersebut sudah sering terngiang dan dari kecil sudah diarahkan secara tidak langsung oleh para tetua kita. Dibawah ini saya akan coba share sedikit kode etik sembahyang yang mestinya para pemeluk agama hindu mengerti (ato mungkin blm tau he he he he..).
Pakaian
Udeng (ikat kepala)
Aturannya.. bagi yang cowok n belum jadi mangku / mewinten / ekajati, tidak dianjurkan pakai udeng rurub, harus memakai udeng janggar (terbuka bag atasnya). Untuk yang cewek, memkai ikat kepala biasa tetapi yang rapi.
Baju
Gunakan baju dasar putih atau yang berwarna soft, nyaman dipakai dan sopan.
Kamen (kain).
Sesuai aturan yang baku untuk orang yang akan pulang ke timur (Gumi wayah red) tata cara memakai kamen dibali ada dua. Untuk laki-laki kain penutup kamennya berada di sebelah kanan dan slempod (simpul ikat pinggangnya) berada di sebelah kiri. Untuk perempuan kain penutupnya berada disebelah kanan, dan ikatan sentengnya berada di sebelah kiri.
Pemakaian kamen mestinya tidak menutupi mata kaki (pergelangan kaki), tetapi masih berada dibawah lutut, untuk pria dianjurkan menggunakan kacut yang lancip. Mungkin kaum muda sekarang terutama yang cewek sring saya liat memakai kancut tapi batas kainnya sampai di paha, wah... kliatan mulusnya tu... he he he he. Sbenarnya itu adalah keliru..
Saat Muspa
Pakaian
Udeng (ikat kepala)
Aturannya.. bagi yang cowok n belum jadi mangku / mewinten / ekajati, tidak dianjurkan pakai udeng rurub, harus memakai udeng janggar (terbuka bag atasnya). Untuk yang cewek, memkai ikat kepala biasa tetapi yang rapi.
Baju
Gunakan baju dasar putih atau yang berwarna soft, nyaman dipakai dan sopan.
Kamen (kain).
Sesuai aturan yang baku untuk orang yang akan pulang ke timur (Gumi wayah red) tata cara memakai kamen dibali ada dua. Untuk laki-laki kain penutup kamennya berada di sebelah kanan dan slempod (simpul ikat pinggangnya) berada di sebelah kiri. Untuk perempuan kain penutupnya berada disebelah kanan, dan ikatan sentengnya berada di sebelah kiri.
Pemakaian kamen mestinya tidak menutupi mata kaki (pergelangan kaki), tetapi masih berada dibawah lutut, untuk pria dianjurkan menggunakan kacut yang lancip. Mungkin kaum muda sekarang terutama yang cewek sring saya liat memakai kancut tapi batas kainnya sampai di paha, wah... kliatan mulusnya tu... he he he he. Sbenarnya itu adalah keliru..
Saat Muspa
- Memasuki pura hrs atur nafas dulu, agar tenang.. trus perhatikan nafas di bag hidung, yang mana terasa anginnya lebih kuat, melangkahlah dengan kaki tersebut.
- Saat mengambil tempat duduk, dimana kleteg (prasaan/pandangan kita) tertuju langsung duduk disana, dan sekali duduk jangan gesar-geser lagi (diusahakan).. nah kan susah itu, makanya saat mengambil t4 duduk jangan langsung nyari t4 muspa dl.. tenangin dl dl trus baru nyari t4nya gt..
- Untuk cowok duduk dengan sikap bersila (silasana) dan cewek bertimpuh (bajrasana)
- Sebelum muspa, atur nafas tenangkan diri, sekalian do’a pembuka kita diucapkan dlm hati.
- Lanjutkan dengan Puja Trisandya, muspa, dan ditutup dengan meditasi..
- Sehabis muspa, saat akan meninggal kan t4 muspa td, mundur 3 langkah dl, stlh itu baru boleh pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar